Skala Pengukuran
Skala pengukuran : cara mengukur suatu
varibel. Terdapat 4 jenis skala pengukuran, yakni :
a. Skala Nominal : angka yang diberikan
pada objek/ variabel pengukuran hanya memiliki arti sebagai label saja (asal
bisa dibedakan). Tidak memiliki tingkatan.
Contoh skala nominal :
No.
|
Jenis
Kendaraan
|
Jumlah (Unit)
|
1.
|
Peugeuot
|
1,367
|
2.
|
Toyota
|
68,638
|
3.
|
Isuzu
|
20,521
|
4.
|
Daihatsu
|
15,721
|
5.
|
BMW
|
1,515
|
b. Skala Ordinal : angka yang diberikan
pada objek/ variabel pengukuran mengandung pengertian tingkatan.
Contoh skala ordinal:
No.
|
Jenis
Kendaraan
|
Jumlah (Unit)
|
1.
|
Toyota
|
68,638
|
2.
|
Isuzu
|
20,521
|
3.
|
Daihatsu
|
15,721
|
4.
|
BMW
|
1,515
|
5.
|
Peugeuot
|
1,367
|
c. Skala Interval : angka yang diberikan
pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat ordinal ditambah sifat jarak/
interval.
Contoh skala interval :
Suhu udara dapat berkisar antara -4°
hingga 40° C. Jika termometer menunjukkan 0° C, bukan berarti tidak ada suhu,
tetapi hanya sebagai penunjuk bahwa suhu saat itu tergolong rendah.
d. Skala Rasio : angka yang diberikan
pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat interval ditambah sifat yang
mampu memberikan keterangan tentang nilai absolut variabel yang diukur. Artinya
apabila menunjuk angka 0 (nol), maka berarti benar-benar nol, tidak ada, atau
kosong.
Contoh skala rasio :
Jumlah komponen mesin yang diproduksi
per batch adalah 1.000.000 komponen. Bila dalam suatu batch menunjukkan
angka produksi 0, maka artinya adalah pada saat itu tidak dilakukan proses
produksi sehingga tidak ada outputproduksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar